Hadis tentang Tulang Ekor

BAB I

Pendahuluan

 

Setiap apa yang diciptakan oleh Allah pasti tidak akan sia-sia, bahkan hal yang paling kecil sekalipun. Akan tetapi banyak orang yang tidak paham mengenai ciptaan Allah SWT kemudian mengangggap ciptaan tersebut tidak memiliki manfaat. Misalnya saja tulang ekor.

Sebagian besar manusia menganggap tulang ekor yang terletak di bagian bawah ruas tulang belakang sebagai organ sisa yang tidak memiliki fungsi berarti. Anggapan ini juga dikuatkan oleh seorang ahli anatomi berkebangsaan Jerman, R Wiedersheim. Pada tahun 1895, ia membuat daftar 100 struktur anatomi tubuh yang dianggap tidak memiliki fungsi tersebut. Salah satunya adalah tulang ekor.[1] 

Meskipun pembahasan mengenai tulang ekor ini baru ada sekitar abad ke-20 akan tetapi jauh sebelum itu 14 abad yang lalu Rasulullah SAW telah mengungkapkan mengenai tulang ekor yang menjadi awal penciptaan manusia dan tempat di rakitnya kembali tubuh manusia. Mengingat pada saat ini telah sarat dengan penemuan-penemuan ilmiah yang belum diketahui oleh orang-orang terdahulu dan belum pernah ada pada zaman sebelum kita, maka isyarat-isyarat ilmiah di dalam kitab al-Qur’an dan hadis tetap menjadi bahasan dan wacana yang up to date.[2]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. A.    Teks Hadis ( Sanad dan Matan )

 

.” و حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا الْمُغِيرَةُ يَعْنِي الْحِزَامِيَّ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أنَّ رَسُولَ اللَّهِ  صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ ابْنِ آدَمَ يَأْكُلُهُ التُّرَابُ إِلَّا عَجْبَ الذَّنَبِ مِنْهُ خُلِقَ وَفِيهِ يُرَكَّبُ

 

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Al Mughirah Al Hizami dari Abu Az Zinad dari Al A’raj dari Abu Hurairah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Setiap anak cucu Adam dimakan tanah kecuali tulang ekor. Dari situlah ia diciptakan dan dari situlah ia disusun (kembali).  HR. MUSLIM – 5254.

 

  1. B.     Takhrij Hadis

 

Setelah di lakukan Takhrijul Hadist ternyata ada beberapa hadis lain yang redaksinya hampir sama antara lain yaitu:

  1. Shahih Muslim, no. hadist 5254
  2. Sunan Abu Daud, no. hadist 2050, 4118.
  3. Sunan Ahmad, no. hadist 7934, 9163, 10072.
  4. Muwattho ibn Malik, no hadist 503.

 

  1. C.    Makna Mufradat

 

 

يَأْكُلُهُ التُّرَابُ       : dimakan tanah

عَجْبَ الذَّنَبِ       : tulang ekor

خُلِقَ                  : diciptakan

وَفِيهِ يُرَكَّبُ         : dan dari situlah ia disusun (kembali)

 

  1. D.    Ayat Al-Qur’an yang Berkaitan

 

QS. Qaf  50: 4

قَدْ عَلِمْنَا مَا تَنقُصُ ٱلْأَرْضُ مِنْهُمْ وَعِندَنَا كِتَٰبٌ حَفِيظٌۢ ﴿٤

Artinya:

Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang dihancurkan oleh bumi dari (tubuh-tubuh) mereka, dan pada sisi Kamipun ada kitab yang memelihara (mencatat).

 

  1. E.     Pembuktian Teori Sains Terhadap Isi Kandungan Hadis

Berdasarkan hadis di atas dapat disimpulkan bahwa : pangkal penciptaan manusia adalah tulang sulbi. Tulang sulbi begitu utuh & tidak akan hancur dan Manusia akan dibangkitkan semula pada hari kiamat melalui tulang sulbi.[3] Selain itu hadis dan ayat di atas merupakan hal yang saling berhubungan. Dari keduanya dapat di tarik kesimpulan bahwa setelah tubuh orang-orang yang meninggal dunia yang ada di dalam kubur terurai menjadi komponen-komponen dasar penyusunanya, maka tidak ada yang tersisa kecuali satu komponen penting,[4] yaitu tulang ekornya.

Dalam beberapa hadis Nabi,  ‘Ajb Adz-dzanab atau tulang ekor disebut-sebut sebagai pangkal yang menjadi titik tolak penciptaan manusia sewaktu dalam proses pembentukan janin.[5] Tulang ekor ini akan tetap utuh meski seluruh tubuh hancur lebur dimakan tanah, untuk kemudian menjadi “benih” dihidupkanya kembali manusia pada hari kebangkitan. Ketika Allah hendak menghidupkan kembali manusia setelah kematianya, Dia menyiramkan air yang khusus dari langit sehingga semua manusia tumbuh dari tulang ekornya seperti kecambah tumbuh dari benihnya.[6]

Pada akhir abad ke-20, disiplin ilmu embriologi baru dapat menjelaskan bahwa proses pembentukan janin dimulai dari percampuran sperma dan ovum, yang kemudian terkenal dengan zigote. Zigote terus melakukan pembelahan berlipat sampai menjadi seperti buah mulberry dan disebut dengan istilah morula. Kemudian morula tersebut membentuk bulatan dan memiliki rongga dalam yang mengandung cairan khusus, yang disebut blastula yang mulai tertanam di dinding rahim pada hari keenam atau ke tujuh sejak awal proses pembuahan. [7]

Saat menjadi segumpal darah blastula yang telah menempel di dinding rahim mulai menyantap apa saja yang ersedia di dinding rahim, berupa darah dan cairan. Gumpalan darah ini terdiri atas dua lapisan sel yaitu lapisan luar dan dalam. Lapisan luar berfungsi menggigit dinding rahim dan mengokohkan bola akar di dalamnya. Sedangkan lapisan dalam membentuk janin sesuai kehendak Allah. [8]

Pada hari ke-15 usia janin, di salah satu ujung lapisan atas terlihat benang tipis yang menentukan pangkal dan ujug janin. Benang inilah yang disebut dengan benang dasar ( the primary/primitive streak ). Benang pada awalnya sangat kecil dan agak menggelembung ditengah cakram janin yang dikenal dengan istilah simpul pemula ( primary node ). Sejak pertama kali muncul pita pertama mulai membelah dan memperbanyak diri dengan kecepatan yang luar biasa. Sel-sel barunya saling memisahkan diri untuk membentuk lapisan tengah antara lapisan luar dan dalam.[9]

Dari pita pertama ini terbentuklah sistem saraf janin yang yang berbentuk rintisan-rintisan awal tali punggung dan tulang punggung. Lalu janin mulai membentuk seluruh organ tubuh secara bertahap dari ketiga lapisannya: luar, tengah dan dalam. Dari masing-masiing lapisan terbentuk organ tubuh yang lengkap dengan sel-sel jaringan yang berfungsi khusus dalam sebuah proses yang disebut proses pembentukan lambung mungil ( gastrulation ).[10]

Sistem yang pertama kali terbentuk adalah  poros kepala tulang sulbi yang menjadi titik mula pembentukan saraf pusat lengkap dengan rintisan-rintisan otak, tengkorak kepala, tali saraf punggung dan tulang punggung. Setelah sempurnanya pembentukan seluruh sistem janin, benang dan simpul pemula ini mundur secara bertahap ke bagian belakang tubuh janin yang sempurna hingga menetap di pangkal belakang di kawasan tulang sulbi. Menurut ketetapan medis, jika pita petama tidak terbentuk di lapisan luar tubuh janin yang sudah mencapai usia dua minggu, maka organ-organ tubuhnya tidak akan terbentuk.[11]

Han Spemann seorang ilmuwan asal Jerman, pernah melakukan eksperimen dengan  mencoba menghancurkan tulang ekor tersebut. Ia menumbuknya dan merebusnya dengan suhu panas yang tinggi dan dalam waktu yang sangat lama. Setelah menjadi serpihan halus, ia mencoba mengimplantasikan tulang itu pada janin lain yang masih dalam tahap permulaan embrio. Hasilnya, tulang ekor itu tetap tumbuh dan membentuk janin sekunder pada guest body (organ tamu) yang membuktikan kebenaran Al Quran dan hadis. [12]

Dr. Othman al Djilani dan Syaikh Abdul Majid juga melakukan kajian sama. Pada bulan Ramadhan 1423 H, mereka berdua membakar tulang ekor dengan suhu tinggi selama 10 menit. Tulang pun berubah, menjadi hitam pekat. Kemudian, kedua-duanya membawa tulang itu ke al Olaki Laboratory, Sana’a, Yaman, untuk dianalisis. Setelah diteliti oleh Dr. al Olaki, profesor bidang histology dan pathologi di Sana’a University, ditemukanlah bahawa sel-sel pada rangkaian tulang ekor tidak terjejas. Bahkan sel-sel itu dapat bertahan walau dilakukan pembakaran lebih lama.[13]

Lebih dari itu berdasarkan penyelidikan terkini, sebagaimana yang disampaikan oleh Jamil Zaini, Trainer Asia Tenggara Kubik Kuala Lumpur ketika mengisi acara buka puasa bersama di al-Azhar-Solo Baru dengan tajuk, “Inspiring Day; Inspiring The Spirit of Life”, menyatakan bahwa tulang ekor merekam semua perbuatan anak Adam, dari sejak lahir hingga meninggal dunia. Ia merekam semua perbuatan baik-buruk mereka. Dan perbuatan mereka ini akan berpengaruh pada kondisi tulang ekornya. [14]

Putih bersih atau hitam kotor. Semakin banyak energy positif atau kebaikan seseorang maka semakin bersih tulang ekornya, dan semakin banyak energy negative atau keburukan seseorang maka semakin hitamlah tulang ekornya. Dalam tradisi hindu-budha, mayat orang yang mati dari mereka akan dibakar, dan di antara yang dicari setelah mayit menjadi abu adalah tulang ekornya. Mereka ingin melihat apa warna tulang ekornya; putih atau hitam. Jamil Zaini  pun menjelaskan bahwa sekira tahun 2004 ada pameran tulang ekor milik Shidarta Gawtama. Ternyata tulang ekor Shidarta Gawtama berwarna putih bening dan bersih, ini karena energy positif yang dilakukan oleh Shidarta Gawtama banyak. Dari sinilah, balasan pada hari kiamat kelak tidak akan pernah tertukar. Dari tulang ekor inilah, manusia akan kembali dicipta.[15]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

Kesimpulan

Dalam hadis di atas setidaknya ada tiga hal yang bisa kita pahami yaitu:

  1. Bermulanya kejadian manusia adalah drpd tulang sulbi. 
  2. Tulang sulbi begitu utuh & tidak akan hancur dan
  3. Manusia akan dibangkitkan semula pd hari kiamat drpd tulang sulbi.

Tulang ekor menjadi tempat bermulanya kejadian manusia dimana fase pembentukan organ tubuh tidak dimulai kecuali setelah terbentuknya pita pertama yang kemudian di ikuti dengan pembentukan leku saraf dan somites yang membutuhkan waktu hingga awal minggu keempat.

Kemudian proses pementukan organ di mulai sejak minggu keempat hingga akhir minggu kedelapan. Di akhir minggu kedelapan, seluruh sistem pokok janin telah sempurna, seiring berakhirnya minggu keempat , pita pertama pun menyusut dan mundur hingga pangkal tulang sulbi.[16]

Selanjutnya mengenai fakta bahwa tulang sulbi begitu utuh dan tidak hancur hali ini telah dibuktikan oleh ilmuwan asal Jerman Han Spemann yang telah  melakukan eksperimen untuk menghancurkan tulang ekor dengan berbagai cara, namun pada akhirnya tulang ekor tersebut tidak hancur dan dapat tumbuh kembali.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. F.     DAFTAR PUSTAKA

An-Najjar, Zaghlul. Pembuktian Sains dalam Sunnah buku 1 . Jakarta: Amzah,

            2006

——- Sains dalam Hadis. Jakarta: Amzah, 2011.

http://t-wul.blogspot.com/2012/06/menyingkap-rahasia-tulang-ekor.html

            12/03/2013

http://hazrilhafiz.blogspot.com/2012/05/tulang-sulbi-coccyx-bukti-kebenaran.html12/03/2013.

Ensiklopedi Hadis Kitab 9 Imam| Product ID : C6UG424M | Lidwa Pustaka |

            Saltanetra.

 


[2] Zaghlul an-Najjar, Pembuktian Sains dalam Sunnah ( Jakarta: Amzah. 2006 ), hlm 98.

[4] Zaghlil an-Najjar,  Sains dalam Hadis, ( Jakarta: Amzah. 2011 ), hlm. 495.

[5] Zagglil an-Najjar, Pembuktian Sains dalam Sunnah 1, ( Jakarta: Amzah. 2006 ) hlm. 83.

[6]Zagglil an-Najjar , Pembuktian Sains dalam Sunnah 1, hlm. 83.

[7] Zagglil an-Najjar , Pembuktian Sains dalam Sunnah 1, hlm. 91.

[8] Zagglil an-Najjar , Pembuktian Sains dalam Sunnah 1, hlm. 92.

[9] Zagglil an-Najjar, Pembuktian Sains dalam Sunnah 1, hlm. 92

[10] Zagglil an-Najjar , Pembuktian Sains dalam Sunnah 1, hlm. 93.

[11] Zagglil an-Najjar, Pembuktian Sains dalam Sunnah 1, hlm. 93.

[16]Zagglil an-Najjar, Pembuktian Sains dalam Sunnah 1,  hlm. 95.